Friday, March 28, 2008

All Round

Pagi ini kita meras betul manfaat pelajaran di SMP dulu betul-betul nggak kita sukai. Paling sebel pelajaran musik. Abis, nggak cuma teori tapi juga praktik bikin tangga nada dengan bermacam-macam kunci, nyanyi bahasa Latin sampe maenin alat musik. Tapi yah… alat musik anak sekolahan zaman dulu kan hanya pianika suling plastik. Ya ampun, itu aja kita lupa namanya. Ujian akhirnya pilih lagu kebangsaan terus diubah nada dasarnya. Apa nggak puyeng tujuh keliling. Gak cukup hanya itu, musti dihias ditempel di karton tebal. Kalo ini kita gatot, lhah nggak ada bisa musik di keluargaku. Babe bisanya megang suntikan, nyak bisanya jahit, ha…ha…ha…


Pagi ini Jessie kebingungan ngerjain peer les pianonya. Dia diminta bikin nada ¼ nada 1/8 sebanyak 5 soal. Bingunglah dia. Di sini nih kita ngerasa manfaat dulu pernah belajar musik beneran di sekolah. Jadi, kita ajak dia lihat lagi apa diterangin sama guru lesnya, terus kita ajarin deh gimana ngeletakin tuh toge-toge pake bendera.


Wualah, jadi ibu nih butuh upgrading terus. Kalo nggak abis anggaran belanja buat les ini itu. Terus, anaknya juga gak pede, kalo pas nggak ngerti di pelajaran nyaknya cuman lola lolo gak ngerti apa-apa. Bukan cuman musik kita harus menggali ingatan, tapi juga belajar tulisan mandarin/ hanzi. Nah, ini kita sangat terbantu dengan les mandarin untuk ortu murid diselenggar sekolah anakku. Jadi, kita ngerti basicnya gimana urut-urutan nulis satu karakter/ hanzi nya. Kalo nggak? Babak belur deh si Jessie


Itu bagian pelajaran. Bagian olahraga kayak mukul bola kasti, maen basket ato maen biliar dll.nya, urusan bapaknya deh. Jadi adil pembagiannya, kalo nggak bisa kecetit nih. Ha…ha…ha…

Thursday, March 27, 2008

Souvenir Besek Mini (BS01)

Besek mini anyaman bambu, bisa digunakan untuk berbagai keperluan. Sebagai souvenir bisa diisi dengan potpouri, bunga, lilin, aromatherapy, dll. Tersedia ukuran 7x7x4 cm.Warna yang tersedia beragam pink, merah maroon, orange, hijau tosca, hijau, kuning, natural. Unik dan cantik. Souvenir ini bisa dihias dengan payet-payet sesuai permintaan dengan harga yang disesuaikan dengan budget anda.Tersedia

Menanamkan Imej Positif



Mama
: Dellynn can...?
Dellynn: cik...
Mama: Dellynn pin...?
Dellynn: caayy...

*well, some of you said it as narcism, but we keep the title =D=D*

Wisata Kuliner ala Tegal

Pertama kali yang ada di benak orang kalo dengar kata Tegal yang terlintas langsung Warteg. Yup, warteg alias Warung Tegal memang bertebaran dimana-mana. Icon warung murah meriah memang melekat pada Warteg.

Kali ini bukan mau membahas tentang Warteg tetapi makanan-makanan khas Tegal. Ada beberapa makanan yang sayang untuk dilewatkan jika anda berkunjung ke Tegal, sebut saja Sauto, Sate Kambing, Kupat Bongkok dan Kupat Glabed.

Sauto
Pada dasarnya makanan ini mirip dengan soto, dilihat dari isinya ada ayam/jeroan(babat) dan tauge (kecambah kacang hijau). Walaupun kedengarannya mirip dengan Soto, yang membedakan antara sauto dengan soto adalah bumbunya. Sauto memakai tauco (kedelai yang diragi) sebagai bumbu utamanya. Memang jika orang yang baru mencoba rasanya agak sedikit aneh, perpaduan antara manis dan sedikit asam. Sebagai pelengkap diatas sajian Sauto ditambah dengan potongan daun bawang dan taburan bawang goreng yang menggugah selera.

Tempat makan Sauto yang biasa dikunjungi adalah di daerah Pasar Senggol (dekat masjid Agung Kota Tegal) dan Warung Sedap Malam di daerah Talang. Porsinya yang satu mangkok kecil mungkin kurang begitu nendang.

Sate Kambing
Sate dari daerah Tegal berbahan dasar daging kambing muda yang dipotong dadu. Potongan ini disusun pada tusuk yang terbuat dari bambu atau tulang daun kelapa(lidi) dikombinasikan dengan lemak (gajih) dan hati. Biasanya satu tusuk sate terdiri dari satu hati (diletakkan di paling belakang), tiga potong daging dan dua gajih/lemak (yang diletakkan di tengah-tengah) Kemudian daging sate dibakar di atas bara arang kayu atau arang batok kelapa sampai matang. Sate Tegal biasa dihidangkan dengan bumbu sambal kecap yang terdiri dari kecap manis, cabai rawit, bawang merah dan tomat. Di Tegal sate dijual dengan satuan kodi (=20 tusuk sate).

Kupat Bongkok
Jangan membayangkan jika penjual kupat yang satu ini adalah orang yang Bongkok. Nama Bongkok diambil dari nama desa asal resep kupat ini berasal. Makanan dengan bahan dasar ketupat ini disuguhkan dengan tauge, sayur tempe dan sambal yang berisi krupuk mi. Untuk sentuhan akhirnya ditambahkan dengan kecap manis di atasnya.




Kupat Glabed

Kupat dengan sayur kuning plus potongan tempe kecil memang menjadi makanan yang memikat untuk dicoba karena warna kuningnya yang menawan serta kekentalan kuahnya. Glabed dalam bahasa Tegal berarti kental. Pelengkap makanan ini adalah sate kerang
(bukur) atau pun sate kikil yang dibumbu pedas. Penjual Kupat Glabed khas Randugunting ini biasa ditemui di alun-alun Tegal.




Tahu Aci

Tahu ini berasal dari tahu kuning yang dipotong diagonal hingga berbentuk segitiga, kemudian bekas potongannya ditutup dengan aci (sejenis tepung) yang dibumbui dengan kocai. Kemudian digoreng dalam minyak yang panas.
Makanan camilan ini paling pas digunakan sebagai teman minum teh manis.



Tahu Pletok

Berbeda dengan tahu aci, tahu pletok komposisi acinya lebih banyak. Tahu pletok digoreng lebih lama sehingga lebih garing dan renyah.

Tertarik untuk mencicipinya? Bertandang saja ke Tegal.

Little Wonders

Let it go, let it roll right off your shoulder,
Don't you know, the hardest part is over, let it in,
Let your clarity define you in the end,
You will only just remember how it feels.

Our lives are made, in these small hours, these little wonders
These twisted turns of fate, time falls away,
But these small hours, these small hours, still remain.

Let it slide, let your troubles fall behind you, let it shine,
Till you feel it all around you,
And I don't mind, if it's me you need to turn to, we'll get by,
It's the heart that really matters in the end.

Our lives are made, in these small hours, these little wonders
These twisted turns of fate, time falls away,
But these small hours, these small hours, still remain.
All of my regret, will wash away somehow,
But I cannot forget the way I feel right now.
In these small hours, these little wonders, these twisted turns of fate,
All these twisted turns of fate, these twisted turns of fate
Yeah, times falls away
But these small hours, these small hours, still remain.
They still remain, these little wonders, all these twisted turns of fate
time falls away, but these small hours, these little wonders
Still remain.

*Rob Thomas*

Friday, March 21, 2008

Diaper Rash, home treatment

Diaper rash, atau ruam popok...ngga bahaya tapi mengganggu...banget.
Buat anak, dan buat orang tuanya.

Anak:
- rewel karena gatel.
- susah tidur, gelisah.
- garuk-garuk, bisa sampe baret dan berdarah-darah kalo langsung kegaruk ditempat yang ruam.

Orang tua:
- Gelisah, ngga tenang...apalagi kalau sudah ditreatment, tapi ngga sembuh-sembuh sampai lama.
- Ikut spaneng kalo anak lagi rewel karena gatel.
- Makin khawatir kalo ruam sampe kegaruk, baret, dan berdarah.

*efeknya diliat-liat kok muter-muter aja yah? hihihi, wes mbuh, begitulah yang saya alami =D*


Berdasarkan pengalaman saya:

Darris:
- Penyebab yang dicurigai: tidak ada.
- Kena waktu dalam proses toilet training, usia dua tahun lebih.
- Bentuk ruam melingkar, diameter sekitar 2cm. Dibagian tepi ruam ada merintis kecil-kecil.

Dellynn:
- Penyebab yang dicurigai: ganti diaper dari merek EQ ke merek MP. Merek yang terakhir, untuk ukuran yang sama, ternyata lebih tebal. Jadi lebih sedikit ruang udara, dan otomatis lebih besar kemungkinan terjadi gesekan-gesekan diaper dengan kulit basah.
- Kena waktu usia 14-15 bulan *saya belum memulai toilet training dengan serius sebelum anak 18 bulan*.
- Bentuk ruam mirip ruam Darris, tapi melebar dengan cepat sampai selakangan.


Penanganan:

Darris:
- Dikasih zwitsal baby cream with zinc ngga mempan.
- Ke DSA, dapet berbagai obat, termasuk antibiotik oles dan steroid, ngga sembuh.
- Ke dokter umum langganan, 2 minggu sembuh setelah obat dari DSA ditambah sedikit anti-histamin untuk ngurangin gatalnya.

Dellynn:
- Dikasih zwitsal baby cream with zinc ngga mempan.
- Kembali ke diaper lama, EQ, ngga mempan. Padahal dari jaman lewat newborn udah pake itu.
- Beli diaper paling bagus, tipis, Pampers, ngga mempan.
- Ke DSA, dapet Myco-Z, sampai habis masi ngga mempan.
- Ngga terlihat pola, membaiknya kudu digimanain. Maksudnya, kalo ada pola bisa diikutin step-stepnya supaya cepet baikan. Lha ini kadang diterapi A, membaik, diterusin ampe besoknya, parah lagi...pyuuhh
- Kemungkinan besar cara paling afdol adalah ngga pakai diaper sama sekali untuk jangka waktu tertentu *baca: seminggu dua minggu, sampai sembuh. Masalahnya saya di rumah ngga ada asisten sama sekali. Soal cucian bekas ompol yang menumpuk, masi teratasi mesin cuci. Tapi repotnya ngepel, cebokin, belum lagi kalo pup di celana, kan harus ekstra usaha tuh handlenya...fiuhh... Sudah pernah dicoba, walhasil 3 jam setelah mandi pagi, udah ganti celana 6x...baca: gempor. Makanya, saya cari alternatif treatment lain aja deh...
- Coba googling lagi, baca-baca, tanya kiri kanan...akhirnya coba cara: 'pakai diaper satu nomer lebih besar'. Karena ngga berani ambil resiko pake diaper EQ walopun yang L, akhirnya belinya Pampers L...*phiuhh untung lagi promo waktu itu. Dan cihuyy, akhirnya bener-bener keliatan hasilnya =) *sambil tetep dibalur zwitsal zinc...


Hasil:

Darris:
- Karena gatal bisa diatasi, Darris bisa lepas diaper, ruam cepet kering, dan sejak itu bisa ngga pake diaper lagi.

Dellynn:
- Belum sembuh sempurna, tapi sudah sangat banyak berkurang. Kadang sambil diterapi immunity, balik ke diaper M, tapi sama sekali ngga balik ke merek MP. Palingan antara EQ sama pampers. Hasilnya emang ngga separah waktu masi pake MP, sih.

*note:
Penanganan rash Dellynn memang jauh lebih lama dari Darris. Karena kali ini saya bertekad menghindari obat-obat salep antibiotik dan steroid, yang sebetulnya waktu Darris pun dipertanyakan keampuhannya. Saat Darris juga sangat dimudahkan oleh situasi dan kondisi, dimana anak sudah dalam proses toilet training, dan di rumah banyak yang membantu mengasuh.

Semoga pengalaman saya dapat membantu siapa saja yang sedang mengalami hal yang sama.

Tuesday, March 18, 2008

Berjuta Tanya

Tadi pagi kita kelimpungan ke sana ke mari dalam rangka orderan kaos. Nah, pas kita abis dari tempat supplier kaos, di jalan kita melihat sesosok tubuh rasa-rasanya tak asing lagi. Kita deketin pelan-pelan, ternyata betul itu si pak tua sering kita temui di gereja.


“Oom. Ini Mariani. Ayo naek yuk, sama-sama aja.”

“Lho, kamu dari mana, koq bisa nyampe sini?” (daerah itu emang jauh banget, kayak tempat jin buang anak, saking jauhnya)

“Iya, abis ambil kain. Oom darimana?”

“Kita kan bikin peyeknya di sini, di tempat pembantuku.”

Lalu kita dia ngobrol sambil kita anterin dia pulang. Ceritalah dia kalo dia ditipu orang saat menjual rumahnya. Sekarang masih nempatin rumah itu, tapi nggak tau nasibnya gimana.


Aduh, kita jadi ngenes. Emang sih, kita sering liat dia entah kenapa kita merasa ada menarikku supaya sedapat mungkin mengajaknya bicara. Pertama kali dia ngasih kartu nama, sejak itu kita mengenal namanya. Lalu dia minta kita maen ke rumahnya, kala itu istrinya udah meninggal. Karena kesibukanku bejibun, dia sedikit terabaikan, alias kalo ketemu hanya selambaian senyum, nggak ngobrol.


Beberapa kali sempet juga sih ngobrol, tapi nggak sampe dalem karena keterbatasan waktu. Anaknya cuma satu, beberapa taon di atasku. Jadi, untuk mengisi kala dia ke luar kota saban minggu untuk masarin peyeknya. Mungkin gara-gara kecanduan chicken soup sejenisnya, kita jadi gampang trenyuh kalo liat orang-orang seperti ini.


Ke mana dia mau menumpahkan isi hatinya? Logikanya sih kudunya sama anaknya, tapi anak zaman sekarang kan bukan hanya ngurusin ortunya aja, juga musti urus keluarganya sendiri? Gimana kalo ada apa-apa sama tubuh tua rentanya? Siapa menolongnya di jalan? Gimana kalo dia lapar tapi gak ada uang gak ada orang dikenalnya? Siapa mengingatkannya untuk menjaga kesehatan? Gimana kalo dia kangen anak cucunya? masih banyak Tanya kadang-kadang suddenly muncul di hadapanku kalo kita ketemu beliau.


Kalo udah gini, rasa-rasanya rumah jompo jadi jawaban tepat. kita maksud bukan rumah jompo untuk orang tua udah nggak bisa apa-apa lagi, tinggal tunggu waktu. Tapi, rumah jompo untuk orang tua masih beraktivitas kayak pak tua itu. Kan mendingan gitu daripada diem-diem tau-tau pikun. Mungkin di rumah itu disedi permainan, klub maen kartu, klub berkebun, klub membuat kompos, or sejenisnya. penting bisa curhat, terawat, hidup teratur, pikiran anak juga tenang. Hari Minggu tinggal diajak jalan-jalan or anak cucu ngendon di suitenya untuk ngobrol ngalor ngidul.


Simple nggak? Simpel banget, simpelnya seduniaaa.., tapi it takes a huge amount of money! Boleh ngitung sendiri sampe sedetil-detilnya lihat jumlahnya. Cara sederhana kepikir sama kita kalo nemuin orang- orang tua begini adalah mengajaknya bicara. Dengerin aja apa mereka sampaikan, nanti perasaannya bisa agak sedikit lega. Waktunya? Ya memanfaatkan sebaik mungkin kesempatan muncul begitu ketemu mereka. Abis, mau gimana lagi? Nonsens lhah kalo mau mengunjungi. O iya, satu lagi, mengingat mereka di dalam doa-doa kita panjatkan. Sometimes they really need a support in facing life’s difficulties. We can do it by praying for them.

Saturday, March 15, 2008

Kupu-kupu Bandel

Di bebukitan tandus itu hiduplah empat ekor kupu-kupu. Walaupun tempat hidup mereka tandus, namun Tuhan memberi mereka warna-warni indah. badannya paling besar dari antara mereka berwarna hitam semu kecoklatan, karena itu dia dinamai Si Coklat. Tiga lainnya berwarna kuning pucat semu merah muda, biru langit kombinasi hijau lumut putih totol-totol coklat oranye. Nama mereka adalah si Dadu, si Hijau si Putih. Meskipun berbeda, mereka tak pernah iri satu sama lain. Malah mereka saling berbagi agar dapat bertahan hidup.

Suatu pagi si Hijau melihat seekor kadal di bebatuan. Dia lalu mengajak teman-temannya memperhatikan bagaimana kadal itu keluar masuk bebatuan. Setelah memperhatikan gerak- gerik si kadal, si Putih menyimpulkan bahwa kadal ini bukan musuh mereka, tapi si kadal bisa berbahaya jika mereka terbang terlalu dekat dengannya. Si Coklat tak sepaham. Menurutnya, kadal itu jangan didekati, siapa tahu dia juga pemangsa serangga.

Akhirnya semua sepakat menjauh dari kadal itu, kecuali si Hijau. Setiap kali habis bermain dengan teman-temannya, dia selalu menghampiri si kadal. Mula-mula si kupu terbang jauh di atas si kadal. “Jangan-jangan benar kata teman-temanku?” Tetapi makin dilihat, makin menarik rupa si kadal ini baginya. Gayanya menoleh sungguh mengagumkan, seolah-olah di lehernya ada per amat lentur. Belum lagi jika dia kehausan menjulur-julurkan lidahnya bercabang dua. Makin hari himbauan teman-temannya tak lagi diperhatikan. Sampai suatu ketika dia terbang terlalu dekat dengan si kadal. Kala itu si kadal hendak menangkap nyamuk, tapi cakarnya juga nyerempet sayap si Hijau. Dengan susah payah si Hijau menghampiri teman-temannya. Lukanya dirawat hingga sembuh dirinya kembali bersinar.

Si Dadu geleng-geleng lihat keluguan si Hijau. Bahaya di depan mata tak dihiraukannya, malah seolah sengaja bermain api. Si Putih menetapkan peraturan supaya mereka berempat selalu bersama agar si Hijau tidak terjerumus bahaya lagi. Namun, si kadal begitu memesonanya hingga si Hijau rela mengendap-endap pergi agar bisa memperhatikan si kadal. Kali ini, keamanan si Hijau benar-benar terancam. Tak ada bisa menolongnya karena lain berada jauh darinya. Si kadal mendongak tepat di depannya dan……hap! Lidahnya membelit si Hijau tanpa ampun lalu dimakannya kupu-kupu itu.

Cocok gak jadi guru sekolah minggu? Ha…ha….ha…, selamat hari Minggu. Semoga kita selalu memperhatikan nasehat kita terima dari orang lain demi kebaikan kita.

Friday, March 14, 2008

Detox

Nih penyakit mencret koq periodik ya datengnya? Rasanya tiap berapa bulan mesti kayak gini. Sebelon ini sampe 3 hari mencret-mencret terus, nggak bisa direm sampe tempat lewatnya juga jadi perih terus-terusan kena sabun.

Kali ini mulainya pelan-pelan, tapi kita tau gejalanya. Entah kenapa dua hari lalu kita beli kering tempe pedes-pedes manis. Lahap deh makannya, sampe cabe merahnya diiris gede-gede juga ikut kita makan, abis yummy banget. Kalo keponakanku sih bilangnya, “Yummynya sedunia tanteee…”

Besoknya mulai tuh, tapi masih ngerasa itu biasa tapi udah ada perasaan nggak enak aja, jangan-jangan era detox dateng lagi. Semalem kita nggak sengaja m lodeh pedesnya minta ampun. Sampe nggak kuat ngabisinnya. Abis, lodeh itu makanan kesayangan. Kalo ada sayur itu kita pasti beli ato melahapnya dengan nikmat. Kala m lodeh itu, gak kepikiran bakalan detox kalo dimakan. Namanya juga menikmati sayur favorit.

Tadi pagi kita terbangun pk 02.26, karena kedinginan. Perutku nyanyi, keras banget. Cuman masih pagi gitu, males lagee mau tapa di kamar mandi. Kita tidur lagi. Pas bangun pk 04.50, mulai deh detox nya. Abis siapin sarapannya Jessie, kita langsung bertapa. Cepet, nggak pake mules-mules en melintir-melintir. ke dua mulai parah. Nggak bisa ditahan sampe pup di celana. Nggak keburu lari dari kamar kerja ke kamar mandi. Akhirnya kita pake pampers deh nganterin Jessie sekolah. Jadi kalo terpaksanya pup pas nyetir kan nggak perlu nyalonin mobil.

Ada temenku terheran-heran koq memilih mencret sebagai sarana detox. Tapi, ini bukannya kita kepengenan mencret-mencret. It is just happened tak terencana. Kita cuma bisa berharap kali ini detoxnya nggak lama-lama, abis acara hari ini padet banget. Mau nawarin topi masak ke mana-mana, masak sambil tercium aroma agak-agak tak sedap, kan bisa nggak laku, he…he…he….! Belon lagi nganterin Jessie les piano, terus mau hunting rak plastik buat garasiku centang perenang. Jadi, walopun efektif buat mengurangi berat ba lemak perut, nggak deh buat hari ini. Kalo harus nelen norit berbiji-biji, ya kita lakoni, daripada berkepanjangan. O iya, jadi inget, ngapain susah-susah en mahal-mahal minum obat pelangsing kalo mekanisme tubuh bisa menjalaninya secara alami. Cukup tambahkan sedikit menu pantangan ke dalam porsi m Anda, selanjutnya biarkan alam semesta mengaturnya, sampe isi perut keluar semua. Nah! Mau coba?

Ditemani Tasya TOEFL

Rabu lalu kita menghadiri rapat di Magelang, jauhnya kira-kira 45-60 km dari Yogya. Tadinya Jessie mau kita titipin di tempat Joanna. Pikirku kasihan kalo dia ikut-ikut rapat, belon ketentuan sampe kapan abisnya. Eh…., dia menolak keras! “Nggak mau! Kita mau ikut Mami aja. Kan en di Magelang?” Akhirnya kita memint izin nggak masuk 1 hari, padahal dia lagi UTS.

Jalanlah kami pagi itu sekitar pk 08.00. Dia excited banget. Sampe-sampe kita minta supaya kasetnya Tasya diganti ama TOEFL aja dia mau. Kagak pake acara ngeyel. Akhirnya dia jadi ikut belajar, kita terpaksa mengerahkan segenap kemampuan listening, supaya bisa nerjemahin artinya buat Jessie, he…he…he….

Selama kita rapat marathon dari pagi ampe malem lagi, Jessie oke-oke aja. Dia bermain di kantor dengan teman-teman karyawan beberapa pendeta mengajaknya kenalan or bergurau.

Thrillernya baru dating malam hari. Searian si Mumun kan diparkir aja, nggak dipake kemana- mana. Rencana mau liat lapangan golf berant karena rapat berkepanjangan. Akhirnya rapat selesai pk 18.10. Masih m malam sampe kira-kira pk 19.45. Jadi jalan lagi ke Yogya pk 20.00. Begitu distarter, mesinnya kayak kedinginan, lhah ujan gede banget. Kayaknya Tuhan lagi nyuci seprei kali yak, terus ngebilasnya tiga kali ato lebih, jadi deh ujan lebat, he…he…he….

Kala ngisi bensin deket RM Mia Sari, kita mencium agak-agak bau angus. Langsung kita ambil air dari kamar mandi pom bensin, kita isiin ke tangki aer radiator. Setelah itu kita berdoa supaya Tuhan membimbing membuat kami bisa sampai di rumah dengan selamat, tanpa alangan di jalan. Abis doa si Mumun kita ajak ngomong, “Mun, kuat ya. Jangan rewel, pasti kita sampe di rumah.”

Kilometer dtripemi kilometer kita Jessie lalui. Dia sih udah bobo begitu keluar dari tempat rapat, dikelonin sama lagu-lagunya Tasya. Kita deg-degan ngeliat temperature naek terus. Jadi deh kita nggak pake AC, untung juga ujan rintik-rintik. Jadi kayak didinginin tuh mobil dari luar. Seneng banget kala liat jalan satu arah di Muntilan menuju Yogya. Abis itu Tempel, jembatan, Turi, masuk deh ke Sleman. Baru kita nyalain AC nya. Ngeliat Indogrosir tuh kayak udah nyampe rumah aja, padahal sih masih 1 km lagi. Tapi kan udah di Yogya, jadi ati tenang.

Perjalanan kali ini lengkap ditemenin Tasya TOEFL, jadi nyetir nggak sendirian. Pantesan Pdt Charles Christano suatu ketika pernah nyaranin kita begini, “Kalo kamu jalan luar kota sendirian, bawa kaset-kaset favorit, jadi serasa ada nemenin di jalan.” Wah Pak, benul- benul betul itu , ha…ha…ha… logat Batak mode on. Kala itu sih kita nggak sendiri, cuma si Nona tertidur kelelahan. Thanks Jess nemenin Mami rapat. And thank you God for accompanying me along the trip.

Monday, March 10, 2008

Friendship

Heran deh, beberapa hari ini semuanya kayak berhubungan dengan teman, temin, sahabat, sobat, sohib, sejenisnya. Baru hari Minggu kemaren kita posting tentang remembering friends. Pagi tadi, kala semangat kerja mulai muncul lagi, tiba-tiba datang sms dari Engeline. Dia ini sahabat lama. Kami jarang banget ketemu. Walaupun dia sering travel ke kantor cabangnya di Yogya, tapi karena padatnya acara, kita tetep nggak bisa ketemuan. Terus juga jarang telepon-teleponan. Salah-salah dia lagi meeting ato kita lagi ngajarin anak, wah…. Itu sih lagi tegangan tinggi, ha…ha…ha…! Kalo kita ada pergumulan berat aja, bisa langsung keinget dia. Curhatnya abis-abisan. Maklum, sama-sama libra nih, jadi kayak botol ketemu tutupnya.


Begini bunyi smsnya: Do you know the relation between your 2 eyes? They blink together, move together, cry together, see things together and sleep together. Though they never see each other, friendship should be just like that. Life is tough without friends. It’s WORLD’S BEST FRIEND week. Thx for being a dear friend of mine.

Cantik kan kata-katanya? Misukita aja langsung masukin sms ini ke hp nya, padahal jarang-jarang dia tersentuh ama namanya kutipan- kutipan, he…he…he… Mungkin juga karena kirim ini sahabat kami berdua. Dari zaman susah payah naek motor ujan-ujanan dianterin kuliah sampe sekarang.

Kita jadi tergoda ngeliat-liat kata friendship. Lucu ya, ada kata friend ship di sana. Apa kalo naek kapal itu butuh kekomp kesehatian ya supaya jalannya kapal kagak oleng tenggelam, begitu juga persahabatan? Nggak lucu kan kalo sahabat cuma maunya nerima aja? Kan perlu ada take and give? Kalo sahabatan nggak sehati yah jadinya kocar- kacir. Pura-pura aja seneng, tapi nusuk dari belakang. Kalo sahabatan nggak kompak, gimana mau nangkis omongan orang nggak-nggak? Tapi di atas semua itu sahabatan berarti tampil apa adanya. Gimana sih dua orang mengendalikan diri jaim abis? Bisa-bisa tuh kapal bukannya jalan malah tebalik. Justru sahabat paling tau saat kita down ato saat dilanda kegembiraan. Sahabat tuh paling ngerti gimana kalo mata kita bengkak karena nangis, bukan terpesona kala kita berdan cantik manis. Sahabat juga paling tau baju butut kesayangan kita, bukan taunya cuman baju-baju kita oke-oke. Dan, paling nakutin tapi sangat perlu kehadiran sahabat adalah kala kita marah! Bener gak sih? Kita sih paling bahaya kalo lagi marah anteng, kalo pas meledak-ledak sih biasa. Kalo marah anteng itu bisa membinas orang. Maklum, kekancan sama orang alus dari kedokteran hewan. Jadi walau bunyinya kita cekik, tapi diucapkan dengan tersenyum, Ngeri nggak? Nah, di situ tuh perlu kehadiran sahabat, supaya kita nggak kebablasan.

Gampang nggak sih jadi sahabat? Gampang bin sipil kalo kita cuman maunya ketiban untung. Gape deh kalo sahabatan cuman buat seneng-seneng. Kalo jadi sahabat di kala suka duka itu sussyyyahhh. Jujur aja, kita sering ngerasa bertepuk sebelah tangan kala menjalin persahabatan. Gilirannya kita susah perlu dibantu, cuman sedikit bener-bener mau ngasih jalan insight. Kebany sih pura-pura nggak tau. Ato tau kita harusnya diberitahu, tapi malah diem aja sampe kita kejeblos lobang. Kalo ketemu aku? Wah, orangnya ketawa-ketiwi. Tipe-tipe begini bikin kita miris, mempertany makna persahabatan. Syukurlah, di antara sekian banyak orang mampir dalam hidupku, ada beberapa betul-betul jadi sahabatku, di kala susah di kala seneng.

Kita selalu teringat lagu ini: Di hidupku, ku ada sobat setia, snantiasa berjalan sertaku. Masa gelap, dibuat-Nya terang ceria, itulah Yesus Juruslamatku. Ku tak cemas kan jalan naik turun, lewat lembah gunung terjal. Sebab Tuhan berjalanlah di sampingku, memimpinku ke Negri kekal.

A friend in need is a friend indeed.

Saturday, March 8, 2008

Remembering Friends

Minggu lalu, setelah kebaktian siang di gereja, ada seraut wajah lamaaa…….. tak pernah kulihat. Tiba-tiba dia muncul di hadapanku! Miki temanku ini dulu pernah jadi adik bombing semasa dia mahasiswa. Abis cipika cipiki, mulai deh kita tuker-tukeran berita. Dulu kami berempat. Wika masih tetep di Psi UAJY Jakarta, Wining pernah tersinyalir jadi wartawan di “Kawanku”, tapi beberapa tahun lalu setelah menikah malah gak tau lagi dia ada di mana. April rumahnya ayu dekat sungainya Magelang juga lenayp ditelan hiruk pikuknya dunia. Kita hepi ketemu Miki. Pernah dia ngagetin aku, sekaget-kagetnya. Lhah, mosok tho minta kita bawain renungan midodareninya? Buset dah, kala itu sih kita kelimpungan, binun juga gak bisa memenuhi permintaannya. Seingetku sih kita nggak bisa, tapi kita lupa kenapa, biasa… kalo udah lamaan dikit bisa ilang lang dari memori.


Nah, terus ajaibnya Oom Google terbukti lagi. Ada seseorang kangen sama temenku. Lalu dia cari di Google. Diketiklah namanya A l t r u i c i a. Eh, ketemunya blog ini karena kita pernah posting pernikahannya meriah di GKI Gejayan dua taon lalu. Jadi dia kontak aku,nanyain apa kita tau di mana Altruicia adalah temennya kala di SMA I Manado. Nah lho! Setelah menikah ikut suaminya Tim ke tempat asalnya nun jauh di kepulauan luar negeri sono, ilang juga si Al. Kalo ini sih kali- kali aja tenggelam di lautan popok bayi, he…he…he…!

Kita suka gumun sendiri sama cara kerja otak, si perpustakaan paling besar di dunia. Bisa tiba-tiba aja dia memunculkan nama pernah sangat dekat di hati. medianya macem-macem. Kayak kalo mencium bau tanah basah terkena hujan siang hari, langsung ingatanku lari ke seorang temen masa kecil. Soalnya jarang orang sama-sama seneng sama bau ini. Unik membawa kesegaran, kayak bisa ngedenger bumi haus lalu lega ketemu air minum banyak. Terus, kalo kita mencium wangi Channel o5, pasti kita langsung teringat sama I An, itu tantenya Joan long long time ago bawain kita parfum ini abis jalan-jalan ke Lourdes. Untungnya nggak tiap ari nih si otak ngeluarin nama-nama membuatku mengingat kenangan masa lalu, kalo nggak bisa kopyor! Kalo sekali-sekali sih ok cherish my life. Remembering you friends this morn’.

Thursday, March 6, 2008

Persiapan Pentas

Temenku pernah nih iseng-iseng mau ikut persiapan Jessie kalo mau pentas. Kala itu sih apes bener dah, soalnya mulai dan pk 15.00, baru selesai pk 19.00 karena ngedandanin cuma 1. Jadi temenku ini mondar- mandir di sanggar sambil ngeliatin anak-anak didandanin. Itung- itung liat mahasiswa kecil, abis dia kan seari-arinya dosen, he…he…he… But we enjoyed when we saw Jessie and friends dancing. Rasanya kebayar semua deh lelah letih investing time segitu banyak.


Sabtu lalu, pas Jessie lagi les piano, sms masuk dari guru tarinya, Pak Hendrid, ngajakin Jessie pentas hari ini, Jumat 7 Maret. Kita langsung nyetujuin, soalnya kala itu Jessie lagi nggak bisa ditanya-tanya. Mungkin kita nanya dulu terus ajak dia liat lagi repot apa nggak. Reaksinya? “Horeee……, kita mau pentas lagi.” Langsung guru pianonya dibilangin. Singkat kata pengumuman deh. Tau ndiri gimana tuh anak, ha…ha…ha…, she knows how to marketing in Venus!


Jadi, karena si Nona mau pentas, lalu harus kumpul di sanggar pk 06.00, dari kemaren kita siap-siap. Ngeberesin kerjaan, ngeberesin rumah, cuci baju, masukin poster ke percetakan, fotokopi seabrek-abrek, supaya kalo nungguin dia dirias udah nggak kepikiran. Wah, karena kebiasaan tidur siang, alhasil kemaren nggak tidur siang. Boro-boro tidur siang, ngeliat ke bed room aja nggak ada waktu. Repot…pot…pot…! Jessie latihan nari, kita tinggal dia ke percet ngurus poster. Kalo nggak gitu, mana klaar semua- muanya? Lagian, kita udah kenal sama orang-orang sanggar, jadi dia aman di sana.


Pas mau selesai latihan, ada perubahan jam kumpul. Nggak jadi kumpul jam 06.00 di sanggar tapi jam 10.00, karena kala pentasnya mundur ke jam 12.00. Berhubung semua kerjaan udah siap, jadi pagi ini kita bisa ngeblog, he…he…he… Paling pas nungguin Jessie dirias, kita bisa nyambi kerjaanku laennya nggak butuh pemikiran, misalnya nempel-nempelin alamat ke amplop, gojek sama ibu-ibu laennya, dll.


Kalo ngeliat begini banyak kala harus diberikan di sini, rasanya kurang tepat deh kalo orang gembar- gembor “ penting kala berkualitas. Biar punya sedikit waktu, tapi berkualitas.” Menurutku dua-duanya harus ada, ya kualitas ya kuantitas. Kalo nggak, sama aja boong. Kalo kita nggak pernah ikutin Jessie persiapan pentas dari awal dia latihan, rias berjam-jam, pentas, gimana kita bisa nyelemin kesenangan hatinya? Gimana kita bisa ngerti kondisi tubuh seperti apa harus dimilikinya supaya bisa selalu stand by kalo diajak pentas? Gimana kita bisa ngimbangin dia bercerita dengan berapi-api tentang pentas temen-temennya? Jadi, dua-dua harus ada kan?

Sunday, March 2, 2008

Out of The Box

Kemaren malam kita ceramah di sebuah perkumpulan mahasiswa. Kalo materi sih kita udah persiapan maksimal. Masalahnya ada di baju,ha…ha…ha….

Terus terang kita bosan dengan model baju-bajuku, biasalah modelnya klasik. Krah tinggi, krah kemeja, krah bulat semacem-semacem begitu. Lagi ngebalik-balik koleksi blus, ketemu blus udah lamaaa…… gak pernah dipake. Blus itu kita beli natal berapa taon lalu kali, kita aja sampe lupa.

Modelnya sederhana, Cuma potongan lehernya agak rendah sepatut-patutnya sih kita kasih hiasan leher dikit, asal bukan kelontongan sapi aja. Nah, mulai deh kebinunannya. Abis, secara kita gak punya tuh koleksi kalung-kalung maenan, apalagi kalung emas, he…he…he…! Masak pembicara pake baju dengan leher rendah, kan piye gitu lhoh! Emang sih nggak ada aturannya kalo pembicara musti pake baju lengan panjang, krah sopan tinggi, dll…dll…dll…, bikin dia tampak berwibawa deh. Syarat lengannya udah kita diskon, jadi lengan setali, sampe Jessie nyubitin kantong peniti di bagian lengan atas, alias lebihan daging di sono. Tinggal lehernya nih. Asli kita bingung. Mau ganti baju, udah kepalang matchingin riasan wajah warna lipstick. Kita liat-liat deh tuh koleksinya Jessie…

Akhirnya kita ketemu kalung dia terdiri dari banyak sekali manik-manik. Warnanya agak masuk karena oranye muda. Blusku itu krem muda, ada bis item di bagian dada, juga ditaburi payet batu-batuan. Kita pake deh, eh… oke juga keliatannya. Sayangnya ownernya protes. Itu kalungnya, nggak boleh dipinjam. Kan, keliatan kalo semua-semua punyanya?

Masak emak kalah akal sama anaknya? Kita diem aja sambil matut-matut diri. Tiba-tiba dia manggil, minta tolong dibuatin lingkaran garis tengah 20 cm. AHA! Kita ke kamar kerja terus kita ajarin dia make jangka. Ujung-ujungnya…, “Jess, mami pinjem deh kalungnya. Kan udah diajarin make jangka. Boleh ya..?” Dia mikir lamaaa…. Sekali. Akhirnya, “Boleh deh Mam. Mau sekalian dibikinin doa sebelum firman nggak? Kita kan pintar kalo bikin doa?” Ha…ha…ha….! Jadi deh, kita ceramah make kalung segala. Ealah, susahnya nyari penampilan sedikit laen!

Search This Blog