Monday, December 12, 2011

Cerita Kehilangan

Sabtu sore kita mendapat telpon dari temannya Mama. Ini gak biasanya, karena tentu lah ada berita penting sehingga dia menelpon anak temannya. Berita dibawa pun membuatku terkejut.

Pak Mubijanto, akrab kami panggil dengan Pak Bi, meninggal dunia. Begitu mendadak, sampai kami semua kaget. Meninggalnya pun mengenaskan. Dia ditemui seorang penduduk tergeletak dengan kepala terluka di pinggir jalan di Jombang. Penduduk ini melapor ke polisi, lalu polisi membawanya ke RS Bhayangkara Kediri. Dalam perjalanan ke rumkit itu dia meninggal. Begitu sampai di Bhayangkara, anaknya menjadi perawat di sana, lalu mengenali bahwa korban tabrak lari itu adalah bapaknya sendiri. Rupanya Pak Bi sedang in reiyen motor barunya. Mungkin subuh-subuh setelah sholat, dia pergi ke Papar. Tabrak lari itu pun terjadilah. Pagi ini kita di sms keluarganya mengabarkan kepulangan Pak Bi. Kita sempat bingung karena mereka menyebut nama meninggal itu Pak Mubijanto. Kita pikir ayahnya salah satu temanku kuliah. Setelah beberapa saat, barulah kita ingat nama lengkapnya Pak Bi...

Pak Bi ini sopir panggilan di Kediri banyak digemari oleh ibu-ibu dokter, karena gaya menyetir tidak grusa-grusu steady. Kala Jessie umur 4 bulan, Pak Bi menjemput kami bertiga ke Yogya. Ini perjalanan jauh Jessie pertama. Dengan gaya setirannya, Jessie gak mabok samsek. Setelah itu, setiap kali kami ingin ke Kediri, Pak Bi jemput. Juga saat kami sudah bisa naik kereta Sancaka turun di Madiun, Pak Bi jemput kami. Ada satu lagi kehebatan Pak Bi, dia bisa membawa mobil Papa dengan nyaman di jalan Kediri - Batu. Jalanan itu terkenal berkelok-kelok mungkin sulit memainkan gas kopling tidak membuat penumpangnya muntah. Nah, Pak Bi itu jagonya. Jessie aja gak muntah malah tidur dengan nyaman sampai ke Kediri.

Kala Papa membelikan si Mumun, Pak Bi juga mengantar si Mumun dari Jakarta sampai ke Yogya dengan selamat. Kala itu Pak Bi mengajari kita supaya jika parkir si Mumun di garasi gak usah masuk gigi satu, karena dia tahu kita baru lepas dari mobil matic. Sayang, kala itu peringatannya kita langgar karena kita yakin pasti selalu memasukkan gigi netral sebelum manasin mobil. Sampailah suatu ketika kita lupa, dan...jedur! Si Mumun nyium tembok kamar pembantu sampai hidungnya pesek itu mblesek sek...

Perjumpaan ahir kami terjadi dua tahun silam, saat Papa pindah dari Kediri ke Purwakarta. Kala itu kita bawa si Mumun ke Kediri. Pulangnya Pak Bi stir. Kirain gak ketemu lagi, eee...tahu-tahu Pak Bi datang mengantar Papa dari Kediri ke Purwakarta singgah di Yogya. Beberapa kali kami sempat terpikir meminta pertolongannya mengantar kami Yogya- Purwakarta, tapi niat kami tak pernah kesampaian karena selalu bertemu Pa Ma di Jakarta.

Selamat jalan Pak Bi, kebaikanmu tak kami lupakan....

Search This Blog