Monday, July 13, 2009

Phon Buku Tulis Baru

Hari Minggu kita mengajak Jessie menyiapkan buku-buku tulisnya untuk kelas 4. Namanya menyiapkan berarti mengeluarkan buku tulis kelas 3 membersihkan rak meja tulisnya.

Sebelum ini Jessie memang sudah beli beberapa buku tulis, tapi bukan paketan, karena khawatir kertas isinya nggak sebagus sampulnya. Tahun lalu dia beli satu paket, ternyata depannya doang bagus, isinya tipis mudah robek. Jadi, ceritanya dia nggak mau mengulangi kesalahan tahun lalu.

Masalahnya, setelah buku tulis kelas 3 dikeluarkan, ada beberapa buku baru terpakai sedikit, nggak sampe setengahnya malah. Jadi, kita minta Jessie memakai buku lama itu menyampulnya ulang supaya menyenangkan dilihatnya. "Masak sih Mom, kita nggak boleh pake buku baru? Ini kan sampulnya udah robek?" Jessie mulai mengajuk. Kita liat sampul buku tulis itu memang sudah robek. Kita nggak bilang ya, juga nggak bilang tidak. Kita diam saja sambil menyiapkan buku tulis baru untuk mata pelajaran lainnya. Begitu udah mau selesai, kami kembali diperhadapkan dengan buku peer bahasa Indonesia bahasa Jawa masih banyak itu tadi. Entah ada angin apa, bisa-bisanya kita berujar begini, "Jess, pake ya buku lama ini? Sa deh kalo nggak dipake lagi, kan masih banyak lembarannya? Kita cari sampul bagus yuk di kamar kerja? Lagian, kalo kertas-kertas ini nggak dipake, sa kan pohon-pohon ditebang untuk membuatnya dulu?" Lalu dia berpikir cukup lama, akhirnya nurut.

Kita tercenung-cenung. Masak sih anakku harus selalu diberi pengertian agak jauh ke depan? Koq dia nggak mau ya terima penjelasan sederhana, sesuai dunia kanak-kanaknya? Ndilalah, kita juga kadang-kadang nggak bisa berpikir seperti dunia anak-anak, kali kebany dicekokin slogan 'go green.'

Jadi, ada hubungannya tuh antara pohon buku tulis. Jawabannya A, ha...ha...ha...

No comments:

Post a Comment

Search This Blog