Monday, July 21, 2008

Genap Seminggu

Seminggu lalu, Jessie memulai hari pertamanya di kelas 3 SD. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, kali ini baru hanya blus seragam putihnya, secara dua taon lalu udah butek bener warnanya. Kalo ada kategori warna putih tua, mungkin itulah warnanya, ha…ha…ha…! Tas, sepatu, peralatan tulis menulis, semuanya masih seperti dulu.

kita kagum pada Jessie adalah semangatnya. Berhari-hari sebelum ia bertanya-tanya siapa teman-temannya siapa gurunya. Jika kita sih selalu mengeluarkan metode sama yaitu mempersiapkan Jessie seolah-olah di kelas itu tak ada dikenalnya, supaya dia nggak kaget kalo memang itu terjadi. Lalu kita juga ngajarin supaya nggak milih-milih guru. Semua guru pasti udah dibekali dengan pengajaran standar, hanya gimana si anak mengoptimalkan kelebihan gurunya aja.

Hari pertama sampai ketiga, dia pulang pk 09.00, karena masih tahap perkenalan. Ternyata Jessie diajar lagi oleh guru laki-laki. Kita senang, jadi ada imbangan dengan polkita mengajar di rumah. Kan kita dominan banget ngajarin dia ini itu. Lalu kawan-kawannya juga bervariasi, campur dari kelas-kelas laen. Ada udah pernah, ada belum pernah.

Langkah penting kita tanamkan di dalam diriku adalah mengajarkannya kemandirian. Salah satunya memberday dia supaya mampu menyampul sendiri buku-buku pelajarannya, terutama buku tebel-tebel. Mungkin kita nggak sabaran, akhirnya kita sampulin semua. Tahun ini kita bertekad supaya lebih membiarkan dia berkarya sendiri.

Kita juga mulai membiasakannya belajar di sore hari, karena materi kelas 3 nggak seenteng materi kelas 2. Banyak hal butuh pengendapan, baru bisa dipahami. Mula-mula sih dia nolak abis, karena mungkin dia belajar di pagi hari. Tapi setelah kita jelaskan, Jessie mau ngerti kalo porsi belajarnya musti ditambah. Jadi sore ngulang sebentar pelajaran hari ini, besok pagi nyiapin pelajaran buat hari dijalani.

Beberapa hari lalu ia kepengen jadi ketua kelas. Kita sih santai aja, kita bilang en jadi warga kelas biasa, jadi nggak terbuang kala belajarnya. Jiwa kompetitornya tinggi rupanya agak menyulitkannya melihat hal ini. Emang dasarnya anaknya suka berpartisipasi, jadi kali dia nggak tahan kalo di kelas dia nggak punya peran. Nurun kita apa bapaknya ya? Ha....ha...ha...

Untuk menghindari kejenuhan, kita memperbolehkannya ikut lomba langen carita alias operet Jawa bersama teman-temannya di sanggar tarinya. Lakonnya lucu-lucuan, tapi digarap secara kolosal, jadi memperluas pergaulannya.

Hari ini, kita lihat semangat belajarnya terus tinggi. Tiap pagi dia ngebayangin hal-hal menyenangkan dijumpainya di sekolah, termasuk acara piket kelas. Semoga aja begitu terus di tahun ini. Yah, belajar itu habit, gampang melencengnya kalo nggak betul- betul dijaga. Apalagi buat anak seperti Jessie gampang teralihkan perhatiannya. Musti dicontohin berulang-ulang kalo belajar itu habit.

No comments:

Post a Comment

Search This Blog