Sunday, June 21, 2009

Hasil Belajar

Tanggal 20 Juni tahun ajaran SD 2008/2009 berakhir sudah. Tahun ini prestasi belajar Jessie bagus sekali. Untuk anak seusia dia dengan karakter agak-agak sanguine, hasil dicapainya ini membuat kita bangga.

Ada beberapa hal membuat kita bangga kepadanya:
1. Semangat Jessie nggak pernah kendor. Jika lihat gimana dia serius ngerjain peer 'cuma' prakarya, kita suka geleng-geleng. Dia selalu ingin menghasilkan terbaik. Selain itu semangat memperbaiki performancenya. Keliatan banget di olahraganya. Semester lalu olahraganya hanya 65, lalu dia belajar-belajar sendiri koprol kasti. Semester ini naik 7 poin. Lalu jika ada peer pelajaran, dia langsung mengerjakan, terutama membutuhkan latihan.

2. Rupanya dia ingat pesanku supaya memerhatikan perkataan-perkataan gurunya. Maklum, anak segini mungkin suka cerita-cerita sendiri jika di kelas. Pernah satu kali dia lupa jika hari itu ulangan agama, hasilnya bagus. Kita aja sampe mengelus dada begitu diberitahu hari itu ulangan agama. Untung tahunya setelah pulang sekolah, jika pagi hari sebelum berangkat sekolah, hmmm...pangkostrad bisa muncul sekalian mendadak apel pagi, hahaha...

3. Optimisme Jessie kuat sekali. Ada sih satu dua kali saat menempuh ulangan akhir dia menangis karena merasa tidak bisa menguasai pelajaran nilainya jelek. Jika udah gitu, kita tau dia sudah sampai di puncak kecemasan. Kita memeluknya erat-erat menghiburnya supaya tenang. Setelah lega menumpahkan airmatanya, suddenly her brain become so brightly......, jadi kecemasan ada tuh hubungannya sama kecepatan menangkap materi pelajaran.

4. Selalu berharap baik. Nah jika ini terasa menonjol tahun ini. Pengennya selalu mendapat baik.

Ada juga beberapa kelemahannya:
1. Angin-anginan. Jika pelajarannya membosankan, susah sekali menggerakkan Jessie untuk belajar. Sampe harus mengupay cerita supaya bahan itu teringat dengan baik. Kita juga harus sedikit-sedikit menerapkan metode belajar ala Tony Buzan, ternyata sangat menolongnya mengingat.

2. Sering lupa belajar sore. Saking senengnya sama udara pagi, duplikasi abis maminya, dia jadi susah kalo suruh belajar sore hari. Kalaupun ingat, jawaban 'sudah mom' cepet sekali keluar, mungkin untuk mengakhiri rentetan nasihat jika orang nggak mau belajar, hahaha...

3. Sering malas mengatur bukunya sebelum ke sekolah. Beberapa kali bukunya tertinggal, or melup fotokopian dari gurunya. Pernah suatu sore ngotot nge-net, ditanya semua tentang pelajaran esok hari jawaban klasiknya selalu terucap: 'sudah." Besoknya baru tahu ada peer ini, ada peer itu. Kita tenang-tenang aja melihatnya kelimpungan cari sana sini. Benernya nggak tega, tapi jika dibantu nanti anaknya nggak belajar-belajar bahwa persiapan itu penting.

Kita pribadi merasa lega melihat prestasi belajarnya. Kita menyembunyikan dalam-dalam keinginan untuk membanding-bandingkan Jessie dengan anak lain. Bagiku itu merusak pandangan baik tentang dirinya sendiri. Hasil belajarnya harus dilihat kembali pada kondisinya sendiri. Kayak kita gini agak susah di lingkungan sekolah bersaing ketat, tapi kita tetap bersikap begitu. Hasil akhirnya bukan saat tahu Jessie lebih or Jessie kurang, tapi untuk masa depannya.

Belajar dari pengalaman teori, kita menerima saja hasil ulangannya. Kita nggak pernah nuntut dia selalu dapat 100, tapi kita selalu berpesan, "Hati-hati ya Jess jika ngerjain ulangan." Itu aja anaknya selalu berujar seperti ini, "Mom, ulanganku dapet 82,5. Nggak apa-apa ya?" Gimana jika kita nyecer supaya be the best? Bisa stres berat, kali. penting kita selalu mendampinginya saat belajar, berusaha keras memperlihatkan keseriusanku dalam belajar (maksudku saat menyiapkan ceramah), supaya ada modelling. Anak kan memerhatikan bagaimana sikap ortunya. Kalo kata-kata ortunya sih mungkin masuk telinga kanan keluar telinga kiri.

Di atas semua itu kita bersyukur Tuhan mendukung menguatkan kami sekeluarga. Indah memang hasil dinikmati karena bersusah payah mendapatkannya. Praise the Lord Jesus.

No comments:

Post a Comment

Search This Blog