Tuesday, June 23, 2009

Kesempatan Terakhir

Kita senang sekali mendapat telpon dari sahabatku, Sr. Anna, PK. Ini sahabat by accident, karena kita mengantarkan buku pesanannya saat masih di Kediri. Lalu, suatu kali kami sekeluarga berlibur Jessie kami ajak mengunjungi Sr Anna di biara. Kala itu Jessie masih kecil, umur 4 tahun. Kami mengajaknya supaya ada bandingan nyata dengan biara di fil Kakak Maria (maksudnya The Sound of Music).

Sejak itu persahabatan terus terjalin. Sr Anna juga menolongku menyampaikan bukuku ke tangan para remaja binaannya. Nggak nyangka kita jika bahasa remaja di bukuku itu bisa diterima Sr bahka dibantu untuk menjualkannya. Wah, itu pertolongan besar buat penulis pemula. Jika bukunya diserap pasar 1000 eks mendadak sontak, keba kan sukacitaku? Tapi bagiku bukan nilai komersialnya penting, tapi isi buku itu bisa memperkaya jiwa remaja, apalagi Sr Anna membantu menyampaikannya dengan cepat ke tangan tepat.

Kami masih bertemua dua or tiga kali lagi, lalu setelah itu kami hanya kontak lewat email or telepon. Lalu Juli ini Sr Anna meninggalkan Indonesia untuk menempati pelayanannya baru di Daughters of Charity di Irlandia.

Ketika kami bertemu kemarin, kita sempat bertanya tokoh wa siapa dijadikan idolanya. Ternyata Parikesit, putranya Arjuna, karena Parikesit menjadi raja di usia terbilang sangat muda, 16 tahun. Hampir mirip dengan kondisi Sr saat menjabat Provinsial di usia 36,5 tahun. Saat pelantikan ditanggaplah wa dengan lakon Parikesit menjadi raja. Wah, luar biasa pengalaman hidupnya. memimpin tarekat di usia sebelum 40 tahun adalah hal jarang terjadi.

mencari oleh-oleh untuk sahabatnya di Irlandia. Senang juga karena kita berhasil mempertemukan Sr dengan sahabatku punya homestay di Jl. Kaliurang, jadi Sr bisa lihat tempatnya memperkir tempat itu untuk tempat berlibur para suster suatu saat kelak. Rupanya Sr senang karena tempat itu dekat dengan Seminari Kentungan.

Perjumpaan kami diakhiri dengan m siang bersama di Warung Pak Parto. Di sinilah selama m siang Sr Anna mengarahkan Jessie bagaimana harus mulai menunjukkan minat hidup sejak dini. Kita ngedengerin aja dialog mereka. Memang lain jika pendidik berbicara.

Selamat jalan, Sr. Teruslah berkarya di ladang-Nya maha luas. Penyelenggaraan-Mu ya Bapa, menyelenggar segalanya.

No comments:

Post a Comment

Search This Blog