Thursday, June 18, 2009

Senandung Yogya

Kemaren malam waktunya Jessie hang out sama Papinya, sementara kita rapat di gereja. Pulang rapaty kita jemput mereka di McD Malioboro Mall. Karena kala itu sudah pk 22.30,kita coba-coba aja menelusuri Malioboro untuk melihat apakah lesehan burung dara goreng langganan udah buka. Sekian tahun lalu kami berdua sering nongkrong malam-malam di depan toko Liman, karena burung dara gorengnya asyik punya. Ternyata udah buka, jadilah kami nongkrong. Ini kali pertamanya buat Jessie nge-lesehan. Dia menengok ke sana ke mari memerhatikan dinamikan di sekelilingnya. Buntut-buntutnya Jessie nggak jadi ngegado burung dara malah sibuk motretin makanan disajikan. Malam semakin larut, satu dua pelukis wajah menawarkan melukis wajah or karikatur. Sementara itu ada sekelompok pengamen menyanyikan lagu-lagu Menado. Kalo ini sih pengamennya profesional, soalnya bisa suara dua tiga. Sayangnya, nggak disediain tempat buat naruh saweran.

dulu kami bertiga juga nge-bajigur di Kadin. Udah lama banget nggak ke sana. Kayaknya di Yogya bajigur available tiap saat cuman di sana. Jadi sehabis m malam, kami langsung nagbur ke Kadin. Sedap deh, bajigur pake es, tambah sedap lagi karena ada musik keroncongan lagu-lagu lama. Nggak berasa tau-tau udah pk 21.30.

Kemarennya lagi, ak sama Jessie siang-siang m di Mirota Batik. Tadinya pengen m sambil liat-liat jalan depan pasar Beringharjo. Sampe sana malah disuguhi piano klasik. Untuk aransemennya nggak ruwet, jadi tetap terasa nyaman walau siang bolong. Setelah menyantap m siang, kita diam-diam mencandra semua bunyi di luar diriku. Ternyata samar-samar ada bunyi kayuhan becak, suara orang tawar menawar, suara sirene ambulance sura remaja bergerombol jalan-jalan. Belum lagi di kejauhan ada suara tekukur sahut-sahutan. Semua itu msih ditingkah dengan semilir angin segar. Siang panas jadi terasa syahdu, bikin mata mengantuk...

Itu bikin kita cinta Yogya. Di kala kita bosan dengan mal toko, ada tempat-tempat tertentu memadai untuk menyelaraskan jiwa. Jika kita diam sedikit lebih lama, irama kota ini sarat seni muncul, juga irama pedesaan mencuat di tengah modernitas kota besar.

No comments:

Post a Comment

Search This Blog