Monday, March 23, 2009

Bahaya di Dalam Rumah

Lebih dari sepuluh hari lalu, iparku dikabarkan jatuh dari tangga lantai dua ke lantai dasar. Kita mendapat berita itu tak lama setelah kita pentas. Mamkita jerit-jerit di telepn mengabarkan kejadian itu. Dia takut sekali menantunya itu kenapa-kenapa, karena kala itu hanya Mama, iparku, keponakan-keponakanku masih umur 4 7 tahun dua pembantu perempuan ada di rumah.

Jika dirunut-runut kejadiannya, rasanya nggak masuk akal, tapi tokh terjadi. Dari pagi iparku memang sudah wira-wiri nganterin anak-anaknya les. Pulang dari antar les, karena itu hari Sabtu, dia langsung ke Carrefour belanja macem-macem. Sesampainya di rumah dia langsung duduk di kursi pijat. Tapi karena nggak ada bisa nyalain, dia naek ke kamarnya di loteng. Menurut ceritanya sih dia lagi ngobrol di handphone dengan suaminya, adikku paling besar. Tau-tau nggak sadar udah jatuh. Mungkin kelelahan lalu sarafnya tidur tapi orangnya masih jalan-jalan. Soalnya dia nggak berusaha menggapai-gapai benda or pegangan besi di tangga itu.

"Bunyinya keras sekali, seperti ada benda besar dijatuhkan ke bawah," begitu laporan Mamaku. Lha iya, iparku ini lumayan tinggi berat. Setelah jatuh begitu, pembantu memanggil tetangga-tetangganya membawa iparku ke rumah sakit. Sempat muntah satu kali begitu abis jatuh, lalu darah berceceran di mana-mana. Di rumah sakit Puri, muntah lagi 5 kali. Dokternya mendiagnosa kalo iparku ini gegar otak ringan.

Kita sedang gembira-gembiranya abis pawai langsung lemas. Pertama sih karena kasihan dengan iparku gelinding bebas. Tapi juga kepikiran keponakan-kepon panik melihat mamanya jatuh pingsan begitu. Belum lagi Mamkita sudah renta tak tahu harus berbuat apa.

Jika dipikir-pikir, bahaya banget ya hidup seorang ibu. Kayaknya nggak ada bahaya mengintai, tapi selalu diintai ternyata. Kejadian ini membuatku waspada. Kita mulai lagi mengatur kegiatan sesehari, supaya tidak terlalu banyak melelahkan, apalagi kita nyetir sendiri kemana-mana. Mana sesehari hanya berdua dengan Jessie, nggak ngebayangin kalo tekanan darahku drop pas kita nyetir, or kita ngantuk kala nyetir. Terus kita jaga-jaga juga supaya gas selalu dalam keadaan tertutup. Kita nggak angkat berat-berat kalo nggak ada misua di rumah. Hal-hal nampak sepele, tapi tanpa dinyana bisa membahay seisi rumah.

Cepat puliha ya San, cheers!

No comments:

Post a Comment

Search This Blog