Tahun ini sungguh spesial buat sanggar tarinya Didik Nini Thowok. Untuk pertama kalinya sanggar meray hut nya dengan berpawai ria di sepanjang Malioboro, dari parkir taman Abubakar Ali sampai ke benteng Vredeburg. Itu lumayan jauh jalannya, pasti rame banget.
Kala diminta jadi ketua panitia, kita menolak mentah-mentah, soalnya dunia ini kan baru aja kita geluti. Lagian, bakatku itu bukan di kepemimpinan aktif tapi di penyedia data buat sang ketua. Jadilah kita sebagai sekretaris, dengan harapan nggak usah disuruh nari karena harus standby di sekretariat.
Kawan-kawan sekelas ibu-ibu pada protes, "Jangan nggak setia kawan dong. Ayo kita nari sama-sama, kan kita mulai dari awal." Kita jadi nggak enak body gitu, akrena memang kita Lilik semangat ada kelas ibu-ibu. Grogi banget kala tadi pas latihan kelas ibu-ibu disuruh tampil berempat. Waah..kita paling nggak bisa sendiri. Ger kakiku masih malang melintang, terutama go pinggulnya. Buset deh, keringat dingin anehnya...kita jadi tersenyam-senyum untuk menutupi kegugupanku.
Jadi mendadak pentas, padahal tujuanku ikut kelas tari adalah untuk olahraga sehat cantik. Bener deh, kelas tari itu jauh lebih melelahklan daripada aerobik. Lhah ini koq malah pentas, duh biyung....
No comments:
Post a Comment