Friday, May 4, 2012

24Tahun Lalu

Kalo diinget-inget 24 taon lalu, kita menginjakkan kaki di Yogya. Begitu turun langsung nginep di Hotel Merdeka, sekarang Phoenix Hotel.

Soal kota sih kita nggak terlalu kaget, karena biasa pindah kota, soal bahasa bikin kita mabok kala itu.

Mabok pertama tuh kala beli m di warung ijo Jl. C. Simanjuntak. Penjualnya tanya, "Pake ikan nggak, Mbak?" Spontan kita mencari-cari mana ikannya, karena di situ adanya aym goreng empal. Kita geleng-geleng, jadilah pagi itu kita m sayur kacang ijo pedessss banget. Lama-lama, dari percakapan sehari-hari kita baru tau kalo dimaksud 'ikan' itu segala macam lauk berjenis daging. Mau ayam, may sapi, mau kambing, mau ikan beneran, semua disebut ikan. Hebring euy...

Mabok kedua kalo diterangin jalan pake arah mata angin. Wah, kalo ini kita mabok beneran. Abis orang-orang di Yogya kalo disuruh ulangan mata angin gitu, nilainya A+++ kali. Dengan pengetahuan kiri kanan, sekarang harus belajar mencerna mana barat, mana utara, mana timur, mana selatan. Kalo kita cari penjelasan kenapa sih nunjukin jalan koq pake barat timur segala, kan jadi pusying. Kita selalu dapet jawaban, "Supaya nggak perlu tanya jalan itu dilihat dari arah mana. Barat ya barat, dst.nya." Kita menikmati petunjuk arah ini setelah tiga tahun berdomisili di sini. Kita juga belajarin tuh barat timur dkk dalam bahasa Jawa. Tapi tau nggak, kalo ditanya mau ke mana sama pak parkir kantor pos di dekat sekolah anakku, amannya kita tunjuk aja arahnya. Jadilah si Bapak tersenyum-senyum maklum sama pengunjung setianya ini.

Mabok ketiga, soal rasa makanan. Wah, kalo ini jasa sambel botol amatlah besar. Kita kan jarang, nggak pernah malah, m manis-manis, terutama sayur. Di sini sayur bayam (nama kerennya sayur bening) itu manis, sayur asem ya juga manis. Terpaksa kita membubuhi sambel botol biar ketelen. Lama-lama bisa menikmati juga sih. Cuman...kenapa kuah soto selalu cair bening, itu kita belum bisa nikmati sampai sekarang. Kita heran kalo ada seneng banget m soto. Penyuka soto juga heran kali ya liat kita gak suka soto, ha3.

Dua minggu lalu, ada kawanku datang ke Yogya. Dia datang dari Padang. Suatu kali beli jajan ke pasar Kranggan. "Bu, ini apa namanya?"

"Getuk, Mbak."

"Jika ini?" (sambil menunjuk penganan di sebelahnya)

"Podho, Mbak." (maksud ibu penjual ya sama saja getuk, mungkin berbeda warnanya)

"Ya sudah, beli getuknya satu, podhonya satu." (si ibu terbengong-bengong sambil tetap melayani kawanku ini). Di kemudian hari baru kawanku tahu bahwa podo itu artinya sama, bukan jenis or nama penganan. Malunyaaa....

Ini termasuk culture shock kali ya? Tapi, abis shock itu terus jatuh cinta sama ketenangan Yogya, hingga 24 tahun kemudian, kita masih aja betah di sini.

No comments:

Post a Comment

Search This Blog