Friday, August 1, 2008

Memori

Berhubung memori hape penuh, kita terpaksa menyeleksi nama-nama di hape. Begitu sampe di huruf J, langsung tertera di sana nama almarhum sahabatku meninggal Desember 07. Wah, kita sampe deg-degan mau menghapus namanya. Rasanya seperti mengkhianati dia, padahal kepergiannya udah kita relakan, artinya memang jalannya jika dia harus pergi secepat itu.

Heran ya, kehilangan orang kita sayangi bisa begitu lama penyembuhannya. Kita nih cuma teman, kalo ke penjahitan lihat dia sedang mendisain kaos produksi kami. Kadang-kadang kita berdiskusi sama dia, tapi kebany sih kita lihat dia lagi merenung, or jalan-jalan di rumahnya luas, or mengetuk-ngetukkan pensil sambil merokok untuk mendapatkan ide.

Apalagi istrinya ditinggalkan mendadak ya? Pernah kita mencontoh suaminya ngeguntingin kain kecil-kecil untuk contoh warna, lalu kawanku melihat contoh warna itu. Langsung mukanya meredup kami terhanyut kenangan berjuang bersama. Pernah juga dia beberapa kali kepeleset manggil kita Ian, padahal selama ini dia sengaja manggil kita Mar untuk membedakannya dengan nick name alm Mas Janni. Dan….secara naluri kita tau kalo dia kangen dengan suaminya. Cuma kangen begini kan susah? Masak musti manggil cena kayak di film Ghost, lagian itu forbidden and ngeriii….

Jadi, menghapus nama Mas Janni bener-bener membangkitkan kenangan. ketika jariku memencet tombol delete, serasa seperti ada bagian diriku juga ikut pergi. Memori emang bisa bikin perasaan jadi amburadul begini nih.

No comments:

Post a Comment

Search This Blog