Monday, May 5, 2008

Kontak Batin

Minggu pagi kita tiba-tiba aja pengen menany berita kawanku sedang hamil tua. Keinginan itu muncul tiba- tiba kita nggak bisa mengabaikannya. Jadi kita langsung sms dia. Pikirku kala itu jangan-jangan bayinya udah lahir. Setelah sms, kita lega. “Ah, mungkin ini hanya karena lama nggak kontak dia, terus tiba- tiba keinget aja,” gitu suara nuraniku.


Setelah itu kita melakukan berbagai aktivitas hari Minggu. Agak siang sedikit, saat kita beribadah, sms temanku itu datang, bunyinya, “Thanks udah mikirin aku. Kita baru aja jatuh, kena perut, muka tangan. Udah periksa ke dokter katanya bayinya nggak apa- apa.” Wah, perutku langsung mules. Dengan bobot kehamilan 8 bulan, jatuh begitu sih kayaknya bahaya. Jadi kita cemas juga.


Sekitar tahun 1984 kita pernah baca penelitian dalam salah satu kisah di Kompas, jika hubungan batin itu bisa terjadi pada dua orang dekat secara psikis, walaupun terpisahkan oleh jarak. Contoh kala itu adalah ibu anak terpaksa berpisah benua. Satu di Asia satu di Eropa. Ketika sang anak kecelakaan, si ibu amat jauh darinya merasa ada nggak beres pada anaknya. Di kemudian hari ternyata saat itu anaknya kecelakaan. Nggak usah jauh- jauh. Kala dulu kita nakal tidak menghiraukan orangtua, berkali- kali mamkita pengen naek travel ke Yogya, tapi dihalangi sama papa. Ajaibnya, kita pernah menabrak temanku naik motor di depan mobilku. Kala itu kita baru belajar naik mobil. Temanku emang masuk rumah sakit kemudian sembuh total. Tapi, adeku nomor dua pada saat kita tabr itu bermimpi kalo kita nabrak orang!


Kontak batin emang bener- bener nyata jika kemampuan itu diasah menjadi alarm buat diri kita. Kita nggak terlalu bisa mengasahnya tapi kemampuan itu sedikit berkembang pada aku. Saat- saat tertentu kita bermimpi menjadi kenyataan. Tapi emang nggak enak, karena mungkin mimpiku itu nggak baik. Mula pertama sih kita mati- matian mengabaikannya, tapi karena berkali- kali terbukti nyata, kita memakainya sebagai isyarat awal. Tanda- tanda kedatangan isyarat awal ini adalah kita seperti mengalaminya dengan sangat jelas, melihatnya dengan sangat jelas, kala itu kita sedang rileks, nggak ada beban batin or stress. Hal pertama kita lakukan adalah mendoakannya, apalagi kalo mimpi itu jelek menakutkan, misalnya ruangan dicat hitam, melihat orang ***, dll. Lalu kita berusaha mengomunikasikannya. Mungkin kita mengajak orang-orang kupercaya untuk mendoakannya. Kalo sampe tuh mimpi bener-bener jadi kenyataan berakibat buruk sama aku, kita minta hikmat Tuhan supaya dapat mengatasinya. It works because He is alive!


Kembali ke temenku itu, kita nggak punya isyarat awal jelek sih, jadi kita tenang-tenang memintanya cek ke dokter seminggu sekali.

No comments:

Post a Comment

Search This Blog