Wednesday, May 14, 2008

Mengay Pengalaman

Kalo anak libur, obsesi oratunya adalah gimana dia memanfaatkan waktu, nggak terpkita di depan tivi, nggak megang- megang PS mulu or sejenisnya deh. Kita juga gitu sih. Soalnya, kalo Jessie iseng mesti pantatnya nancep di depan tivi. Kebetulan liburan ini kita juga lagi repot- repotnya, jadi kita msuti pinter- pinter cari kegiatan buat dia.


Pas lagi denger radio ada pertunjukan “Orang Jawa Main Jazz – Vertigong”. Lalu kita rundingan sama papinya. Kami sempat ragu apakah Jessie bisa mengerti musik jazz. Lalu kita ngusulin supaya pertunjukan ini hanya untuk mengay pengalaman musikalitasnya aja. Lagian, dari iklan di Sonora, jazz nya ini bukan jazz serius, ada lucu-lucuannya. Lagipula tiketnya sedengan lah, Rp 30.000. Kita beli dua aja, Jessie biar dipangku. Untuk pengayaan pengalaman jangan sampe morotin kantong, he...he...he...


Jadilah kami malam menonton pertunjukan itu. Semuanya ada 10 repertoar dicipt oleh Purwanto dimainkan bersama grup musik Kuaetnika. Repertoar 1 2 kita sempat mau tertidur, terbuai dengan alunan musiknya. Teringat masa lalu nge- jazz banget. Namun, mulai repertoar 3 keliatan keunikannya. Jessie sampe riang bertepuk tangan, soalnya lucu melihat mereka berenam ngerubutin gambang diketok-ketok. Repertoar itu namanya Gambang Ceruwak. Konon, gambang itu alat musik Jawa harus ada tapi tidak penting. Terbuat dari kayu tak punya gaung. Gambang ini alat musik pemalu, dia harus didampingi oleh gender, kendang, suling lainnya. Makanya Purwanto mau membuktikan bahwa gambang bisa juga semarak, dengan cara memainkannya beramai- ramai, makanya diberi nama seperti itu.


Kehadiran Trie Utami, Djaduk Ferianto Christopher Abimanyu semakin menyemarakkan suasana. Kepiawaian mereka bermusik jazz nampak dari luas beragamnya improvisasi muncul spontan. Nyanyinya juga nggak ada syairnya. kedengeran cuman pa..pa…ra..pap..pap, syedana…na…na…ni…ni…, sejenisnya. Kita langsung melek deh, gemes gitu ngeliat orang koq punya musikalitas begitu bagus. Apalagi, seluruh penonton juga diajak bertepuk tangan dengan irama ditentukan oleh Purwanto. Jadilah kami semua mengiringi para pemain melantunkan nyanyiannya.


Satu hal kita kagumi dari eksplorasi musik ini adalah penggunaan alat musik Jawa kaya. Betul- betul kaya, karena bonangnya bisa berpadu manis dengan bass guitar rhytmn guitar. Gender juga nggak mau kalah menimpali boning drum. Duet kendang bass guitar juga mengeluarkan nuansa gegap gempita meriah.


Panjang juga repertoar itu. Selesai pk 22.20. Libur- libur diajak ortunya ngedugem, ha…ha…ha….

Jazz memang kaya, banyak sekali improvisasinya, membuat jiwa bersemangat. Ngedengerin jazz mungkin kita padukan dengan lain, dengan pianonya Richard Clayderman, misalnya. Supaya jiwa bersemangat tetapi tetap harmonis nyaman.

No comments:

Post a Comment

Search This Blog