Pas lagi denger radio ada pertunjukan “Orang Jawa Main Jazz – Vertigong”. Lalu kita rundingan sama papinya. Kami sempat ragu apakah Jessie bisa mengerti musik jazz. Lalu kita ngusulin supaya pertunjukan ini hanya untuk mengay pengalaman musikalitasnya aja. Lagian, dari iklan di
Jadilah kami malam menonton pertunjukan itu. Semuanya ada 10 repertoar dicipt oleh Purwanto dimainkan bersama grup musik Kuaetnika. Repertoar 1 2 kita sempat mau tertidur, terbuai dengan alunan musiknya. Teringat masa lalu nge- jazz banget. Namun, mulai repertoar 3 keliatan keunikannya. Jessie sampe riang bertepuk tangan, soalnya lucu melihat mereka berenam ngerubutin gambang diketok-ketok. Repertoar itu namanya Gambang Ceruwak. Konon, gambang itu alat musik Jawa harus ada tapi tidak penting. Terbuat dari kayu tak punya gaung. Gambang ini alat musik pemalu, dia harus didampingi oleh gender, kendang, suling lainnya. Makanya Purwanto mau membuktikan bahwa gambang bisa juga semarak, dengan cara memainkannya beramai- ramai, makanya diberi nama seperti itu.
Kehadiran Trie Utami, Djaduk Ferianto Christopher Abimanyu semakin menyemarakkan suasana. Kepiawaian mereka bermusik jazz nampak dari luas beragamnya improvisasi muncul spontan. Nyanyinya juga nggak ada syairnya. kedengeran cuman pa..pa…ra..pap..pap, syedana…na…na…ni…ni…, sejenisnya. Kita langsung melek deh, gemes gitu ngeliat orang koq punya musikalitas begitu bagus. Apalagi, seluruh penonton juga diajak bertepuk tangan dengan irama ditentukan oleh Purwanto. Jadilah kami semua mengiringi para pemain melantunkan nyanyiannya.
Satu hal kita kagumi dari eksplorasi musik ini adalah penggunaan alat musik Jawa kaya. Betul- betul kaya, karena bonangnya bisa berpadu manis dengan bass guitar rhytmn guitar. Gender juga nggak mau kalah menimpali boning drum. Duet kendang bass guitar juga mengeluarkan nuansa gegap gempita meriah.
Panjang juga repertoar itu. Selesai pk 22.20. Libur- libur diajak ortunya ngedugem, ha…ha…ha….
No comments:
Post a Comment