Wednesday, June 20, 2012

Apa Bisa?

Satu hal tak pernah kita impikan adalah menghadiri reuni. Apa pun kelompok reuni mengundang aku, dengan entengnya kita menolak hadir. Bagiku reuni itu hanya pekerjaan buang-buang kala mengenang-ngenang masa lalu, koq seperti nenek-nenek or kakek-kakek duduk di kursi go tinggal tunggu waktu, sementara dunia berjalan progresif cepat.

Tapi asumsiku itu berubah setelah bertemu banyak teman lama di jejaring sosial. Karena ada fotonya, kita terbantu untuk mengingat. Tapi jujur aja, memori 30 taon lalu (kira-kira kita SMP) or kala kita SD banyak hilang. Apalagi, kalo nama-namanya mirip-mirip-mirip, nah sel abu-abuku harus kerja ekstra keras.

Lebaran tahun ini kita nggak kemana-mana karena tiba-tiba aja kita malas bepergian. Tahun lalu, begitu antrian karcis KA dibuka, kita ikutan ngantri mau ke Jakarta lawan arus. Tapi tahun ini kepikir juga nggak untuk ke tempat-tempat jauh, deket-deket mungkin kami rencan jika ada 2 hari libur berturut-turut, juga nggak masuk pikiran samsek. Nggak kepingin aja pergi ke Solo, seperti biasanya, or ke Magelang, or lainnya.

Kamis or Jumat minggu lalu, teman se kost ku dulu tiba-tiba sms ngajak ketemuan. Dia mau ke Yogya. Kita menjemputnya di bandara Minggu pagi. Siangan dikit teman se kost ku dari Solo juga dateng, wah tambah seru, karena anak-anaknya seperti mimpiku dulu, empat! Karena mereka belum punya tempat menginap, kita telponin deh temanku punya guest house di belakang seminari Kentungan. Begitu kamar dinyat ada, kita langsung antar mereka ke sana. Ternyata .....is so sweet. Kita nggak cuman ngomongin "Inget nggak dulu..." tapi juga masa kini ke depannya.

Jumat minggu ini teman-teman dari masa kuliahku datang. Kalo ini kita gamang betul. Temen se kost sih relatif mudah mengikuti arah pembicaraan, kalo temen-temen kuliah itu kita agak susah ngikutin. Nyesel juga dulu kita kuliah hanya untuk kuliah. Ruang gaulku di tempat lain. Jadi, kita hanya berhandai-handai jika ketemu di ruang kuliah. Kadang-kadang kita lupa samsek, ini orangnya mana ya? Kala ada telpon kita bulan lalu, kita harus segera merecall memoriku karena nggak ada nama seperti itu di antara teman-temanku sekarang. Begitu dia bilang psikologi, baru deh kita nyantai. Ada sih kita langsung akrab, tapi sangat sedikit dibanding lainnya kita hanya tahu namanya aja.

Memang jejaring itu mengakrabkan kami, tapi apa bisa nanti kita langsung nyemplung ngobrol? Apa bisa kita nggak cuman diem sambil senyam-senyum, seperti biasa kita lakukan jika bertemu orang baru? Apa bisa kita nimbrung di 'kerjaan perempuan' pada umunya bicara soal baju, mengurus anak, or urusan dapur? Sementara dunikita sekarang ini agak maskulin, penuh dengan rapat, dll. Apa bisa nanti kita nggak canggung berakrab-akrab sementara sel abu-abuku tak mau diajak kompromi? Apa bisa...apa bisa...apa bisa....???

No comments:

Post a Comment

Search This Blog