Monday, June 2, 2008

Diskusi Siang

Suatu kali wkita kita Jessie m siang, tiba-tiba muncul sebuah topic diskusi kita pikir penting buat dia. Di rumah itu, kalo lagi cerita-cerita ada satu nama selalu muncul. Hampir tiap ari Jessie nyebut nama dia. Nah, pas m siang itu dengan setengah berbisik (padahal di rumah ya cuma ada kami berdua) dia berkata begini, “Mam, katanya Y itu anak angkat lho!”

“Jessie tau darimana jika dia anak angkat?”

“Soalnya papanya kan lagi operasi mata, jadi jemput Y itu mamanya.”

“Terus, kenapa? Kan itu memang mamanya?”

“Iya, tapi laen banget sama Y. Lagipula, temen-temen bilang koq kalo dia diambil dari panti asuhan…”

Kita pengen kejelasan apakah dia melihat keberbedaan Y dari orangtuanya sebagai faktor membuatnya mengambil kesimpulan jika Y itu anak angkat, tapi nggak tega. Rasanya seperti membongkar sendiri fondasi kita tata dengan susah payah. Fondasi itu antara lain jangan memandang orang dari warna kulit, agama or budayanya. Maksudku, janganlah bersikap diskriminasi kepada siapa pun terhadap apa pun. Temennya Jessie ini memang berbeda sekali dari orangtuanya, otomatis melahirkan pertanyaan jika melihat mereka berjalan bersama.

Lalu kita melanjutkan diskusi kami, “Emang kalo dia bener anak angkat, kenapa Jess?”

“Ya nggak apa-apa, tapi gimana gitu lho!”

“ penting kan dia disayang? Ada koq anak kandung tapi nggak disayang?”

“Apa Mam, contohnya?”

“Ya anak kandung tapi nggak dirawat. Dibiarinin aja mau ngapain sesuka hatinya. Mau belajar boleh, nggak mau sekolah juga boleh. Mau m boleh, nggak mau m juga boleh. Kayak- kayak gitu contohnya.”

“Misalnya kalo mau beli maenan disuruh pake uangnya sendiri, gitu?”

“Bisa juga. Tapi kalo gitu kan untuk mendidik anaknya supaya nggak boros, bukan tanda nggak disayang. Nggak disa itu lebih kepada disia-siakan, ditolak, nggak diinginkan keberadaannya, dibenci.”

Sampe di situ diskusi kami berhenti, soalnya m siangnya udah selesai. Kita bersyukur topic ini muncul, jadi Jessie bisa tau kalo status anak angkat itu nggak apa-apa bukan sesuatu hina. Banyak kan orang mengangkat anak karena sebab-sebab mulia, bukan hanya karena pengen keturunan. Hanya saja, di Indonesia kebany orangtua angkat menyembunyikan status anaknya bukan anak kandungnya. Lain sekali di Amerika, mereka dengan terbuka menjelaskan jika mereka adalah orangtua angkat. Kita oernah baca kisah seperti ini di Femina, tentang orang Amerika mengangkat anak dari China. Itu sih jelas banget deh bedanya. satu pirang, anaknya sipit. Tapi karena keterbukaan kasih saying sangat besar dalam, kenyataan itu tidak menyakitkan. Jika ditutup-tutupi memang melahirkan prasangka buat si anak angkat.

No comments:

Post a Comment

Search This Blog