Friday, June 6, 2008

Eksplorasi Bakat Anak

Beberapa hari lalu, kawanku sms, bunyinya,” Masuk tivi koq nggak ngajak-ngajak? Ha…ha…ha…” Terus terang kita kaget, soalnya nggak berasa menghadiri event tertentu cukup signifikan buat dimasukkan ke berita tivi. Siang harinya, kala kita ke rumahnya baru deh diceritain jika kita Jessie ada di berita pagi Trans7. Katanya kita di shoot lagi duduk-duduk santai, lalu Jessie datang membaw pizza buatannya. Wah, itu peristiwa setahun lalu, pas liburan kenaikan kelas, sehabis kita dari Jakarta. Itu salah satu ekplorasi bakat Jessie. Siapa tau dia bakat masak, walopun kita nggak. Jadi kita ikutkan children cooking class di Novotel.

Kita memang sedang eksplorasi bakat anakku. Tau sendiri kan, kala kita kecil ortuku mana sempet mikirin bakat anaknya. Kadang-kadang belajar aja nggak sempet ditungguin, soalnya kami berempat. Jadi, ini semacam perbaikan masa kecil, supaya masa kecil Jessie dijalani dengan pengalaman kaya.

Pertama kali kita cobain ke nari. Sejak umur 2 tahun dia udah kita ajak ke sanggarnya Didi Nini Thowok. Kira-kira 3x datang tangan kaki mungilnya mulai bergoyang-go mengikuti irama gamelan. Hanya saying, terputusa karena dia masuk Kelompok Bermain siang hari, jadi abis sekolah udah lelah. Kala itu rumahku di ujung dunia, jarak ke tempat nari kira-kira 20 km. Untuk ukuran Yogya, segitu tuh jauh banget. Narinya nyambung lagi sejak umur 4 tahun sampai sekarang. Apakah Jessie berbakat nari? Mungkin ya, karena mamkita mudanya penari ballroom, lhoh…jauh banget linknya? Ha…ha…ha…! Mungkin juga nggak. Bakat itu muncul karena dia rajin berlatih di rumah di les, lalu sering diajak pentas sama sanggarnya. Memang keliatan sedikit lebih karena jika denger musik, mungkin Jessie langsung go merancang ger tari.

Selaen itu kita nyobain dia maen piano. Lesnya sih piano, tapi alat di rumah hanya keyboard buatan China 200 ribu. Kita kembalikan ke prinsip, penting kemampuan, bukan alat. Kalo Tuhan kasih rejeki lebih dia memang seneng musik, barulah direncan beli alat musik standard. Sekarang ini latihan musik di rumah masih harus didorong-dorong. Tapi kita sadar kalo itu invest jangka panjang. Lhah iya lah, mana bisa jadi seperti Purwa Caraka dalam kala 4 tahun? Jadi, masih tanda tanya juga, namanya juga eksplorasi. Hanya kita pikir bermain alat musik itu penyaluran bagus buat Jessie, typically sanguine.

Di bidang olahraga kita ‘maksain’ dia renang. Bagus buat asmanya renang itu olahraga paling kecil risiko kecetit ototnya, karena otot jadi lentur di dalam air. Susah payah juga sebelum dia mencintai renang. Kami turuti jika dia harus beli peralatan renang nggak murah. Supaya gerakannya bisa oke.

Pendek panjang, eksplorasi bakat anak butuh kesabaran, kemauan coba-coba kejelian melihat golden age nya. Kalo nggak, jadilah dia seperti generasiku nggak diapa-apain ortu akhirnya hanya menjalani rutinitas. Generasi penerus seyogyanya sih lebih bagus lebih adaptif.

No comments:

Post a Comment

Search This Blog