Thursday, July 5, 2012

Term Iklan

Suatu kali di surat berita keluarga kami muncul artikel kuliner tentang gule balung a.k.a. lelung. Seperti biasa, kita langsung tertarik karena kambing itu makanan wajib kalo tekanan darah drop. Nggak ada secepat itu membuat matkita kembali terang, kepala nggak pusing hati jadi nyaman.

Cuma, tempatnya jauh sekali. Kita tadinya menggebu-gebu jadi melorot, karena lelung ini adanya di daerah Bantul. Iu daerah cukup asing bagiku. Jadilah lelung hanya tinggal angan-angan. Tapi, kali bawah sadarku masih tetep kepengen. Jadi, kala kita mengganti tali kipas di bengkel langgananku, kita cerita soal lelung ini. Nah, Pak Geng, sang pemilik bengkel itu paham luar dalam soal Bantul, terlebih lagi soal makanan khas Yogya tempatnya nylempat-nylempit, Selesai kita cerita, beberapa hari kemudian kami mendatangi tempat itu.

Sialnya, kita tak membawa serta artikel di koran itu. Hanya berdasarkan ingatan bahwa lelung itu adanya di daerah Palbapang or Srandakan. Perjalanan ke Bantulnya sih lancar-lancar aja, begitu sampe di alun-alun kota kami mulai bingung. Ke arah mana ya tepatnya gule itu. Masuk sampe jauuu...h mendekati tempat batik Bantul, lalu kembali lagi. Akhirnya keliatan di pinggir jalan itu papan namanya kecil, Lelung Jodog.

Karena nyarinya udah kelamaan, minatku mulai hilang. Apalagi udara bukan main panasnya. Saat mencari kita malah membayangkan enaknya kalo kita di rumah aja duduk di teras sambil baca, ha..ha...ha...kurang sopan, sudah nyeret-nyeret orang tua nemenin nyari lelung malah kehilangan minat.

Warungnya sederhana, ubinnya pun hanya semen biasa. Warung ini mengingatkanku pada warung-warung di pedesaan sekitar Prembun, tempatku KKN. Tentu dengan segala atribut keramahan khas pedesaan.

Begitu pesanan datang, wuuuih banyaknya!! Nah, trouble muncul kala kita menikmati lelung itu. Alotnya pol! Akhirnya kita hanya m satu potong, sisanya kita bungkus deh. Pak Geng senyam-senyum liat orang kota term iklan.

Tapi, kekesalanku sirna begitu lihat Jessie m lelung ini dengan semangat 45, sambil tak henti-hentinya bertanya, "Mom, beli di mana nih gulenya? Koq enak? Hmm...enak...enak nih. Nambah aah...!" Yei, emaknya kepayahan ngabisin satu potong, malah anaknya lahap.

Ya syukurlah, tak sia-sia ke Jodog, asalkan Jessie seneng.

No comments:

Post a Comment

Search This Blog